Panduan Lengkap Budidaya Kelapa Sawit Berbuah Lebat dan Panen Banyak

Panduan Lengkap Budidaya Kelapa Sawit Berbuah Lebat dan Panen Banyak

A. Syarat Hidup dan Tumbuh Kelapa Sawit
Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU – 15° LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memperngaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit.

B.Persiapkan Bibit Kelapa Sawit
Bibit kelapa sawit yang digunakan hendaknya adalah bibit yang berkualitas dan bersertifikat sehingga mutu benih dan kualitas maupun kuantitas buah yang dihasilkan nantinya sesuai dengan yang diharapkan. Bibit kelapa sawit biasanya berupa kecambah atau bibit siap tanam yang bisa dibeli pada penyedia pembibitan kelapa sawit. Kelemahan menggunakan atau membeli bibit siap tanam adalah harganya yang relatif mahal sehingga biaya jauh lebih tinggi.

C Tipe Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik.
Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari
  1. Dura,
  2. Pisifera, dan
  3. Tenera.

Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%.

Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan.

E Siapkan Media Tanam Kelapa Sawit
  • Tanah yang cocok untuk menanam kelapa sawit adalah tanah yang mengandung lempung, mempunyai aerasi yang baik dan subur.
  • Lahan untuk menanam kelapa sawit sebaiknya memiliki sistem drainase yang baik, memiliki permukaan air yang cukup dalam, solum juga cukup dalam (80 cm), pH 4-6, dan tanahnya tidak berbatu.
  • Jenis tanah yang sangat baik untuk dijadikan komplek perkebunan kelapa sawit yaitu tanah latosol, tanah ultisol, tanah aluvial, tanah gambut saprik, dataran pantai dan daerah sekitar muara.
F. Teknik Pembukaan Lahan Budidaya Kelapa Sawit
Berbagai metode dan teknik pembukaan lahan budidaya kelapa sawit dapat dilakukan sesuai dengan kondisi lahan, jenis lahan dan anggaran biaya. Sistem pembukaan lahan budidaya kelapa sawit antara lain, pembukaan lahan secara manual, mekanis dan kimia. Atau kombinasi dari ketiga sistem tersebut yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi di lapangan.
  1. Sistem pembukaan lahan secara manual yaitu menggunakan tenaga manusia menggunakan peralatan sederhana.
  2. Sistem pembukaan lahan secara mekanis yaitu menggunakan alat berat/alat pertanian, misalnya traktor atau buldoser.
  3. Sistem pembukaan lahan secara kimia yaitu pembukaan lahan menggunakan herbisida/racun rumput.
Yang perlu diingat adalah “TIDAK MEMBAKAR LAHAN” karena bisa menimbulkan kebakaran hutan, perkebunan dan merusak ekosistem serta lingkungan.

G. Membuat Jaringan Jalan Perkebunan
Setelah proses pembukaan lahan selesai, selanjutnya adalah membuat jaringan jalan yang nantinya digunakan sebagai sarana pengangkutan bibit, pupuk dan sarana produksi lainnya. Jenis-jenis jalan yang harus tersedia pada perkebunan kelapa sawit antara lain ;
  1. Jalan skunder / jalan produksi ; merupakan jalan transportasi yang menghubungkan jalan utama dengan jalan koleksi (pengumpul buah sawit).
  2. Jalan koleksi ; yaitu jalan yang berada di dalam blok-blok penanaman yang berfungsi sebagai jalan untuk mengumpulkan buah kelapa sawit yang telah dipanen.
  3. Jalan panen ; yaitu jalan yang digunakan untuk tukang panen mengangukut buah dari setiap pohon kelapa sawit ke tempat pengumpulan hasil.
  4. Jalan utama ; yaitu jalan pengumpulan utama dimana digunakan sebagai jalan mobil pengangkut buah kelapa sawit.
H. Pembuatan/Perbaikan Drainase
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman yang sangat membutuhkan air namun bukan berarti tahan terhadap genangan air. Oleh sebab itu parit drainase sangat penting terutama pada lahan gambut.
Sebelum proses penanaman bibit kelapa sawit parit drainase dibuat terlebih dahulu supata tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik.

I. Pembetukan Pola kelapa Sawit
Pola tanam kelapa sawit dapat diterapkan secara monokultur ataupun tumpangsari. Pada pola tanam monokulltur, sebaiknya penanaman tanaman kacang-kacangan (LCC) sebagai tanaman penutup tanah dilakukan segera setelah persiapan lahan selesai, atau selambatnya setelah penanaman bibit kelapa sawit. Tanaman penutup tanah (legume cover crop atau LCC) pada areal tanaman kelapa sawit berfungsi untuk menekan pertumbuhan rumput liar (gulma) dan dapat memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologi tanah, mencegah erosi, serta mempertahankan kelembaban tanah.
Sedangkan pada pola tanam tumpangsari diantara tanaman kelapa sawit sebelum menghasilkan dapat ditanami berbagai macam tanaman, misalnya ubi kayu, jagung, padi, cabai, semangka atau jenis tanaman sayuran lainnya. Pola tanam tumpangsari dapat memberikan keuntungan ganda, sebab sambil merawat tanaman kelapa sawit petani juga memperoleh hasil lain dari tanaman sampingan.

J. Pengajiran
Pengajiran atau pemancangan adalah penentuan tempat/titik yang akan ditanaman bibit kelapa sawit sesuai dengan jarak tanam yang dipakai. Pengajiran biasanya ditandai dengan menggunakan kayu atau bambu. Sistem jarak penanaman kelapa sawit yang umum digunakan adalah segitiga sama sisi dengan jarak tanam 9m x 9m x 9cm. Pada sistem ini pada arah utara – selatan tanaman berjarak 8,82 m dan jarak setiap tanaman adalah 9 m. Jika menggunakan sistem dan jarak tanam tersebut maka kebutuhan bibit kelapa sawit dalam satu hektar sebanyak 143 pohon.

K. Pembuatan Lubang tanam
Setelah pengajiran dan penentuan jarak tanam selesai, selanjutnya adalah pembuatan lubang tanam. Lubang tanam dibuat tepat pada ajir/pancang yang telah dipasang dengan posisi ajir tepat ditengah-tengah lubang tanam. Ukuran lubang tanam kelapa sawit yaitu 50 x 40 x 40 cm atau kedalaman lubang tanam disesuaikan dengan tinggi polybag bibit di tambah 5-10 cm supaya ketika ditanam media tertutup oleh tanah. Kemudian ditabur kapur dolomit dan kieserit atau pupuk rock phosphat dengan dosis disesuaikan kebutuhan. Kemudian dibiarkan selama 7 – 10 hari.

L. Cara Pembibitan Kelapa Sawit
Terdapat 2 tahapan dalam pembibitan kelapa sawit, yaitu tahap pembibitan awal (Pre-nursery) dan tahap pembibitan utama (Main-nursery).Tahap pembibitan awal (Pre-nursery) adalah tahap menumbuhkan kecambah kelapa sawit menggunakan polybag ukuran kecil. Sedangkan tahap pembibitan utama (Main-nursery) yaitu tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh sampai bibit siap tanam.

a). Tahap pembibitan awal (Pre-nursery)
Polybag yang digunakan pada pembibitan tahap ini adalah polybag kecil dengan ukuran 14 cm x 8 cm. Media semai berupa campuran tanah dan kompos serta kapur pertanian (dolomit) jika diperlukan.
Gunakan tanah gembur lapisan atas (top soli) dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 6:1. Media semai dimasukkan kedalam polybag dan disusun pada bedengan yang berukuran 1 m dengan panjang sesuai kebutuhan. Bedengan untuk meletakkan polybag sebaiknya dibuat sedikit lebih tinggi dari permukaan tanah sekitarnya supaya terhindar dari genangan air saat musim hujan. Kecambah kelapa sawit ditanam pada polybag dengan bakal daun (plumula) yang bentuknya agak tajam dan berwarna kuning menghadap ke atas.

b). Tahap Pembibitan Utama (Main-nursery)
Tahap ini adalah tahap pembesaran bibit kelapa sawit yang telah tumbuh. Polybag semai yang digunakan berukuran lebih besar, yaitu 40 cm x 50 cm. Media semai yang digunakan berupa campuran tanah gembur, kompos/pupuk kandang dengan perbandingan 4 : 1. Pindahkan bibit dari polybag kecil secara hati-hati. Pengisian polybag sebaiknya tidak terlalu penuh agar saat pemupukan dan penyiraman tidak tumpah/keluar dari polybag. Setelah pemindahan bibit disiram hingga basah. Lakukan penyiangan dan penyiraman sesuai dengan kebutuhan. Bibit yang berumur 8 – 12 bulan sudah bisa ditanam kelahan.

M. Pemeliharaan Bibit
Penyiraman dilakukan hanya dua kali sehari. Penyiangan dilakukan 2-3 kali sebulan atau disesuaikan dengan pertumbuhan gulma yang ada. Seleksi bibit dilakukan pada umur bibit 4 dan 9 bulan. Bibit yang tumbuh tidak normal, berpenyakit dan mempunyai kelainan genetis harus dibuang
Pemupukan pada saat pembibitan :
PUPUK MAKRO
  • > 15-15-6-4 Minggu ke 2 & 3 (2 gram); minggu ke 4 & 5 (4gr); minggu ke 6 & 8 (6gr); minggu ke 10 & 12 (8gr)
  • > 12-12-17-2 Mingu ke 14, 15, 16 & 20 (8 gr); Minggu ke 22, 24, 26 & 28 (12gr), minggu ke 30, 32, 34 & 36 (17gr), minggu ke 38 & 40 (20gr).
  • > 12-12-17-2 Minggu ke 19 & 21 (4gr); minggu ke 23 & 25 (6gr); minggu ke 27, 29 & 31 (8gr)
  • > POC NASA Mulai minggu ke 1 – 40 (1-2cc/lt air per bibit disiramkan 1-2 minggu sekali).
Catatan :
Hasil kan lebih baik jika ditambah SUPERNASA 1-3 kali dosis 1 botol untuk kurang lebih 400 bibit). 1 botol SUPERNASA diencerkan ke 4 liter air sebagai larutan induk. Lalu setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk untuk penyiraman.

N. Cara Penanaman
Penanaman dilakukan pada musim hujan, setelah hujan turun dengan teratur. Cara menanam :
  1. Lepaskan plastik polibag dengan hati-hati dan masukkan bibit ke dalam lubang tanam
  2. Sebarkan Natural GLIO yang sudah dikembangbiakkan sebelumnya dalam pupuk kandang selama 1 minggu di sekitar perakaran tanaman
  3. Segera timbun dengan tanah galian atas
  4. Siram dengan POC NASA secara merata dengan dosis 5-10 ml per 1 liter air untuk setiap pohon
O. Pengendalian Gulma di Lahan Perkebunan Kelapa Sawit
Agar tanaman kelapa sawit tumbuh dengan baik dan tidak terganggu oleh tumbuhan liar perlu dilakukan pengendalian gulma. Pengendalian gulma dilakukan agar tidak terjadi persaingan antara tumbuhan liar dengan tanaman kelapa sawit dalam mendapatkan nutrisi, air dan cahaya matahari. Pengendalian gulma dilakukan pada piringan dan gulma yang tumbuh diantara tanaman kacang-kacangan.

P. Pengendalian Hama dan Penyakit Kelapa Sawit
OPT yang sering menyerang tanaman kelapa sawit antara lain serangga (insekta), jamur, virus dan bakteri. Jenis-jenis hama tanaman kelapa sawit antara lain tungau, ulat setora, nematoda, kumbang, penggerek tandan buah, ulat api. Sedangkan jenis-jenis penyakit tanaman kelapa sawit yaitu penyakit root blast, garis kuning, dry basal root, bud rot. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida atau bakterisida.

Q. Panen
Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.


3 comments for "Panduan Lengkap Budidaya Kelapa Sawit Berbuah Lebat dan Panen Banyak"

  1. DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
    dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :) :* :*

    ReplyDelete
  2. DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
    dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :)

    ReplyDelete

Post a Comment