Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus) Versi Anak Tani

berbicara bayam lagi, kali ini anak tani berbagi tentang Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus), di hari kemarin anak tani berbagi tentang budidaya bayam kastoyan amaranthus. nah, untuk hari ini, masih dalam satu tema, tapi berbeda jenis bayamnya. untuk kali ini anak tani berbagi tentang jenis anaman bayam bayam cabut. dalam hal ini, bayam cabut memiliki nama latin juga yaitu amaranthus. jenis bayam yang sangat enak dikonsumsi dan murah harganya di pasaran sekitar di indonesia.

Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus) Versi Anak Tani, sebelum lebih lanjut dalam pembahasannya, perlu diketahu bahwa dalam budidaya tanaman bayam cabut ini, memiliki kriteria dalam pengelolaannya, yaitu cara menananamnya, baik dari segi jenis bibitnya, jenis tanahnya, dan jenis lahannya. oke langsung saja, marilah kita pelajari Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus) Versi Anak Tani sebagai berikut ini.

Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus) Versi Anak Tani

1. Benih
   Perbanyakan tanaman bayam dilakukan dengan cara generatif (biji). Biji tanaman bayam sangat ringan sehingga mudah terbawa oleh angin dan air yang akhimya akan tumbuh di mana saja. Benih unggul dapat diperoleh di toko sarana pertanian atau dari hasil pembibitan tanaman itu sendiri.

2. Pengolahan Tanah
   Pengolahan tanah memegang peranan penting dalam budidaya bayam cabut. Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah agar tanah lebih gembur dan longgar. Kogiatan pengolahan tanah dilakukan 1-2 minggu sebelum tanam. Kegiatannya terdiri dari penggemburan,  pembuatan bedengan, dan parit. Berikut ini beberapa cara untuk tahap pengolahan tanah :

3. Penggemburan
   Sebelum penanaman, tanah harus digemburkan terlebih dahulu dengan menggunakan garpu tanah atau cangkul. Selain itu,  tanah dibersihkan dari rumput gulma, sisa-sisa akar tanaman lain, batu-batuan,  dan sebagainya sehingga tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.
Penggemburan tanah dilakukan dengan cara mencangkul sedalam 20-30 cm. Pencangkulan tidak perlu terlalu dalam karena akar tanaman bayam cabut pendek. Setelah itu, tanah dihaluskan dan diratakan. Apabila tanah berbongkah-bongkah dapat dicampur dengan pasir atau abu dan aram sekam.

4. Pembuatan bedeng dan parit
   Setelah penggemburan selesai,  tanah dibentuk alur alur atau bedengan Sebaiknya bedengan dibuat membujur dari utara ke selatan agar tanaman memperoleh sinar matahan dan timur,  Lebar bedengan dibuat 100-200 cm dan panjang dapat disesuaikan dengan keadaan lahannya.  Tinggi bedengan 15-30 cm.

Bedengan tersebut diberi pupuk organik berupa pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha,  kemudian dicampur hingga rata.  Pupuk organik ini berguna untuk memperbaiki sifat fisik dan menjaga kesuburan tanah. Di antara bedengan dibuat selokan/parit selebar 25-30 cm sedalam kira-kira 30 cm.

Parit ini untuk memudahkan kegiatan pemanenan,  pemeliharaan,  dan pengaturan drainase.  Bedengan dibiarkan selama 2-4 hari dengan maksud mengurangi kemasaman tanah,  membuat tanah menjadi gembur,  mematikan basisa rumput,  dan mengetahui apakah tanah bedengan turun atau tidak.

5. Penanaman
    a. Waktu tanam
Tanaman bayam dapat tumbuh sepanjang musim.  Namun,  waktu tanam yang baik adalah awal musim hujan dan awal musim kemarau. Pada awal musim hujan,  kira-kira bulan Oktober/November,  bayam cocok ditanam karena saat itu,  hama dan penyakit tanaman belum banyak menyerang. Pada awal musim kemarau (Maret/April,  bayam dapat juga ditanam karena setelah akhir musim hujan masih tersedia air yang cukup sehingga benih dapat tumbuh dengan cepat.  Setelah itu,  penyiraman harus dilakukan sesering mungkin bila matahari sangat terik.

    b. Cara tanam
Sebaiknya benih direndam terlebih dahulu selama 12-24 jam untuk mempercepat proses perkecambahan benih, atau mengakhiri dari proses dormansi, kemudian benih ditiriskan untuk memudahkan saat penyebaran dan benih tidak saling bertumpuk,  sebelum tanam benih dicampur dengan abu dapur atau pasir halus dengan perbandingan 1:10.

Kebutuhan benih untuk 1 ha yaitu 5-10 kg biji bayam atau sekitar 0,5-1.0 gr/m lahan.  Benih disebar langsung dalam barisan dengan jarak antar barisan 20 cm agar benih tidak terlalu rapat dan lebih teratur serta memudahkan penjarangan.

Dengan demikian,  dalam setiap bedengan diperoleh 5 barisan benin ditanam pada kedalaman 1-2 cm dan ditutup kembali dengan tanah tipis-tipis. Untuk menjaga kelembapan tanah,  lakukan penyiraman secara hati-hati agar benih tidak berantakan. Gunakan gembor yang siramannya halus. Bila tanah telah lembap,  penyiraman tidak perlu dilakukan.  Benih akan mulai berkecambah setelah 5-7 hari.

Untuk melindungi benih dan hujan deras dan hanyut bersama air maka benih ditutup dengan mulsa jerami atau daun pisang.  Jika tanaman sudah berkecambah dan cukup kuat,  mulsa dapat diangkat dari bedengan. Secara umum,  cara penanaman bayam cabut disajikan dalam langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Lahan dibersihkan dari sisa-sisa akar tanaman lain dan gulma. Kemudian tanah dicangkul sedalam 20-30 cm agar tanah lebih gembur Lahan dibentuk menjadi bedengan bedengan dengan lebar 100 cm.  Di antara bedengan dibuat parit dengan lebar 25-30 cm dan kedalaman 30 cm.
  2. Tanah dihaluskan dan diberi pupuk kandang.
  3. Benih disebar dalam barisan dengan jarak 15-20 cm.  Sekaligus dilakukan pemberian pupuk dasar berupa 50 kg TSP dan 40 kg KCI
  4. Pemeliharaan
  5. Tanaman bayam tidak membutuhkan pemeliharaan yang sulit dan banyak,  seperti tanaman lain Akan tetapi,  agar tanaman tumbuh subur dan mendapatkan hasil yang maksimal maka pemeliharaan seperti pemupukan,  penyiraman,  penyiangan,  dan pendangiran tetap dilakukan.

   c. Pemupukan
Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil dan kualitas tanaman bayam melalui pemupukan, baik berupa pupuk organik maupun pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk alami yang berasal dari kotoran hewan,  kompos atau sisa-sisa tanaman hijau,  seperti tanaman kacang-kacangan (tanaman legum), sedangkan pupuk anorganik merupakan pupuk kimia,  seperti urea (unsur nitrogen),  TSP (unsur fosfor), dan KCI (unsur kalsium). Pupuk anorganik cepat dan mudah tersedia sehingga dapat langsung diserap oleh tanaman.  Pupuk anorganik yang paling banyak dibutuhkan untuk tanaman bayam adalah pupuk nitrogen (N) Nitrogen merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan dan hasil tanaman bayam karena hasil utama daun adalah daunnya.

Jenis pupuk nitrogen yang umum digunakan yaitu urea. Kekurangan unsur nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat,  kerdil,  warna daun berubah menjadi hijau kekuningan sampai menguning seluruhnya,  dan pada akhirnya mengering dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas. Sebaliknya,  kelebihan unsur N,  tanaman menjadi cepat roboh,  pertumbuhan cepat,  warna daun menjadi lebih hijau, pembentukan serat terbatas,  batang sedikit mengandung air dan mudah terserang penyakit.

Dosis pupuk harus ada kesesuaian, kebutuhan unsur hara tidak boleh kekurangan atau kelebihan karena dapat menimbulkan dampak yang negatif bagi tanaman itu sendiri. Dosis pupuk untuk tanaman bayam tiap hektarnya yaitu 100 kg urea 50 kg TSP,  dan 40 kg KCI Pupuk TSP dan KCl diberikan bersamaan dengan penanaman sebagai pupuk dasar. Pupuk Urea sebagai pupuk susulan diberikan setelah tanaman berumur 10 hari atau setelah tanaman tumbuh setinggi 10 cm. Pupuk urea diberikan lagi pada saat tanaman berumur 3 minggu (pada saat panen pertama),  kemudian diberikan seminggu sekali.

Tujuannya agar urea yang hilang karena terangkut pada saat panen dapat tersedia kembali bagi tanaman sehingga akan mempercepat pertumbuhan bayam yang masih muda. Pemberian pupuk urea dapat dilakukan dengan cara dibenamkan atau disiram.  Pupuk dibenamkan ke dalam tanah di antara barisan tanaman dengan jarak 5 cm.

Bila pemberian pupuk dilakuakan dengan cara disiram,  pupuk dilarutkan terlebih dahulu dengan perbandingan 10-20 gr/10 liter air. Larutan ini disiramkan di antara barisan tanaman sejauh 5 cm dengan menggunakan gembor.

Pemupukan urea sebaiknya dilakukan secara bertahap.  Hal ini untuk mencegah hilangnya pupuk nitrogen karena tercuci,  menguap,  terikat oleh unsur lain dalam tanah dan terangkut bersama proses pemanenan. Dengan demikian,  pada saat musim hujan pemberian pupuk nitrogen dengan cara dibenamkan akan lebih efektif agar tidak mudah terhanyut oleh air

e. Pengairan
    Pengairan merupakan syarat mutlak keberhasilan usaha tani tanaman bayam. Tanaman bayam tidak manyukai keadaan tanah yang becek dan lergenang. Hal ini akan menyebabkan kondisi tanah menjadi lembap sehingga akan merangsang tumbuhnya cendawan yang akan menyebabkan akar menjadi busuk. Selain itu,  sirkulasi udara dalam tanah menjadi kurang baik. Pada musim hujan,  penyiraman dapat ditiadakan karena kebutuhan air terpenuhi melalui air hujan.

Namun,  saluran drainase harus tetap terjaga agar tidak menggenangi areal pertanaman. Penyiraman pada musim hujan dilakukan jika tanah terlihat kering dan hujan belum juga turun. Pada musim kemarau,  penyiraman dilakukan secara intensif dua kali sehari,  terutama bila keadaan sedang panas terik.

Penyiraman yang baik dilakukan pagi atau sore hari, alat ponyiraman berupa embrat yang siraman airnya lebih merata sehingga tidak merusak tanaman,  terutama terhadap biji dan tanaman muda. Penyiraman dapat juga dilakukan dengan cara mengalirkan air ke parit-parit drainase yang terdapat di antara bedengan.

f. Penyiangan
  Salah satu gulma yang dominan tumbuh di pertanaman bayam adalah gulma galang (Portulaca olerace ae L). Kehadirannya akan menghambat pertumbuhan dan hasil tanaman karena merupakan pesaing dalam memperoleh sinar matahari,  air,  ruang hidup,  dan unsur hara.

Penyiangan dilakukan dua minggu sekali,  atau tergantung pada banyaknya gulma yang tumbuh. Penyiangan dilakukan dengan cara pencabutan gulma secara manual menggunakan tangan atau secara mekanik dengan menggunakan arit atau koret

g. Penjarangan
  Penjarangan bertujuan untuk mengurangi terjadinya persaingan antar tanaman. Pertumbuhan tanaman yang terlalu rapat akan menyebabkan terjadinya persaingan ruang hidup,  unsur hata,  sinar matahari,  dan air sehingga tanaman akan tumbuh kurang subur dan tampak kurus. Penjarangan pertama dilakukan setelah tanaman berumur 40 hari dan merupakan panen pertama Selangutnya penjarangan dilakukan setiap 2 kali seminggu.

h. PANEN
   Bayam tergolong sayuran yang cepat panen, maka pemanenan bisa diprediksi dengan melihat ciri-ciri tanaman yang siap panen. Hasil panen yang nantinya akan dijual harus ditangani secara benar, karena untuk tanaman sayuran termasuk bayam cepat sekali busuk. Anda harus secepat mungkin ketangan konsumen dengan keadaan segar.





1 comment for "Budidaya Tanaman Bayam Cabut (Amaranthus) Versi Anak Tani"

  1. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802

    ReplyDelete

Post a Comment