Mengenal Lebih Dekat Kopi luwak

Mengenal Lebih Dekat Kopi luwak-pada kesempatan kali ini kami akan memposting mengenai buah kopi. Kali ini kami memposting tentang Mengenal Lebih Dekat Kopi luwak, kalian harus tahu bahwa asal mula dari kopi luwak adalah kotoran dari hewan Luwak, untuk lebih jelasnya mari kita pelajari bersama dibwa ini:

Mengenal Lebih Dekat Kopi luwak

Kopi luwak adalah salah satu kopi termahal di dunia karena minuman ini memiliki nilai eksotis dan ketersediaanya sangat langka. Kopi luwak Indonesia laku keras dan sangat digemari di lingkungan pecinta kopi karena dianggap memiliki rasa yang smooth dan ramah di lambung. Tidak semua orang dapat mengapresiasi minuman ini karena banyak yang merasa jijik dengan bahan dasarnya yang berasal dari kotoran hewan luwak. Karena itu, minuman ini juga mendapat julukan buruk di berbagai negara. Istilah yang paling banyak digunakan oleh media US adalah ‘cat poop coffee‘. Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.

Perbedaan Rasa Kopi Luwak dengan Kopi Lainnya
1. Rasa
   Sekilas dari tampilan, tidak ada yang berbeda dengan minuman ini, warna yang dihasilkan sama dengan kopi biasanya, hitam kecoklatan. Namun, jika sudah bicara mengenai aroma dan rasa tentu tidaklah sama. Rasa kopi luwak sangat halus, tidak ada rasa getir, dan ada sedikit asam buah yang menyegarkan. Rasa akhir atau aftertaste dari kopi termahal ini sangat clean, tidak meninggalkan getir. Kopi luwak Indonesia hampir selalu memiliki rasa fruity yang unik. Padahal, biji kopi tiap daerah memiliki karakter rasa yang berbeda-beda. Proses fermentasi alami di perut luwak inilah yang memunculkan rasa fruity yang kuat saat sudah diseduh. Aroma minuman mewah ini lebih harum dan lebih kuat. Tidak ada sedikit pun jejak bau feses hewan atau bau yang tidak sedap lainnya.

2. Kandungan zat
Menurut hasil penelitian Universitas Hasanuddin, tidak ada perbedaan dari jenis zat yang terkandung pada kopi luwak dengan kopi biasa. Namun, terdapat perbedaan pada kadar zat yang terkandung di dalamnya:
  1. Presentase kadar kafein kopi luwak robusta 1,77% dan luwak arabika 1,74%, sedangkan pada kopi robusta biasa 1,91% dan arabika biasa 1,85%.
  2. Presentase protein terkandung dalam kopi luwak robusta 16,23% dan luwak arabika 14,84%, sedangkan pada kopi robusta biasa 18,34% dan arabika biasa 16,72%.
  3. Kadar lemak pada kopi luwak robusta 18,45% dan luwak arabika 19,76%, sedangkan pada kopi robusta biasa 16,41% dan arabika biasa 17,37%.

Secara singkat, kadar kafein dan protein pada biji kopi luwak sedikit lebih rendah dari kopi biasa. Sedangkan, kadar lemak pada kopi termahal ini sedikit lebih tinggi dibanding dengan kopi pada umumnya. Kedua hasil ini berlaku pada biji arabika dan robusta, di mana biji arabika lebih rendah kafein dari robusta.

Perbedaan Kopi Luwak Sangkaran dan Liar
Biji kopi luwak liar berwarna coklat muda kekuningan, sedangkan biji hasil penangkaran berwarna coklat muda pucat. Secara visual, perbedaan itu tidak akan tampak apabila biji sudah dipanggang karena warnanya sudah berubah kecoklatan. Namun saat masih berbentuk green bean, Anda dapat melihat perbedaan pada warna bijinya. Dari segi rasa, kopi luwak liar terasa lebih halus namun memiliki body yang lebih tebal daripada hasil penangkaran. Bahkan beberapa orang merasa kopi luwak hasil dari penangkaran membuatnya mual. Perbedaan antara keduanya disebabkan oleh pola makan yang berbeda. Di alam liar, musang ini memakan buah kopinya sebagai cemilan, bukan sebagai makanan utama. Sedangkan di penangkaran, buah kopi menjadi makanan yang selalu diberikan kepada hewan ini. Faktor berikutnya adalah perbedaan kualitas buah yang dimakan oleh hewan ini. Hewan nocturnal ini memiliki kemampuan dan kebiasaan untuk hanya memakan kopi yang matang dan berkualitas baik langsung dari pohonnya. Di penangkaran, makanan mereka disiapkan oleh manusia.

Sejarah Kopi Luwak
Asal mula kopi luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah perkebunan kopi arabika dengan bibit yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu. Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak. Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indra penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna. Biji kopi luwak seperti ini, pada masa lalu hingga kini sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan telah difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak. Aroma dan rasa kopi luwak memang terasa spesial dan sempurna di kalangan para penggemar dan penikmat kopi di seluruh dunia.

Kopi luwak yang diberikan oleh Presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono kepada PM Australia, Kevin Rudd, pada kunjungannya ke Australia di awal Maret 2010 menjadi perhatian pers Australia karena menurut Jawatan Karantina Australia tidak melalui pemeriksaan terlebih dahulu. Pers menjulukinya dung diplomacy.

Daerah Penghasil Kopi Luwak
ndonesia, Malaysia, Vietnam, dan Filipina adalah negara-negara penghasil kopi termahal di dunia. Namun dalam industri kopi luwak, Indonesia adalah negara yang paling besar, baik produksi maupun ekspor.

Industri kopi luwak Indonesia berkembang besar di Sumatera, Bali, Jawa, dan Sulawesi. Biasanya penangkaran juga berada di area perkebunan penghasil kopi, jadi lebih mudah untuk menyediakan ceri kopinya.

Daerah penghasil kopi luwak Indonesia adalah:
  1. Gayo, Aceh
  2. Sidikalang, Sumatera Utara
  3. Pagar Alam, Sumatera Selatan
  4. Lampung
  5. Garut, Jawa Barat
  6. Toraja, Sulawesi Selatan
  7. Kintamani, Bali

Tidak lagi sebagai industri penghasil biji saja, sekarang banyak penangkaran kopi luwak yang terbuka untuk wisatawan. Lokasinya terletak di daerah yang sering menjadi destinasi wisatawan lokal maupun mancanegara. Beberapa yang cukup terkenal berlokasi di Bali dan Bandung.

2 comments for "Mengenal Lebih Dekat Kopi luwak"

  1. DEWAPK^^ agen judi terpercaya, ayo segera bergabungan dengan kami
    dicoba keberuntungan kalian bersama kami dengan memenangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi segera buka link kami ya :) :)

    ReplyDelete
  2. Permisi Ya Admin Numpang Promo | www.fanspoker.com | Agen Poker Online Di Indonesia |Player vs Player NO ROBOT!!! |
    Kesempatan Menang Lebih Besar,
    || WA : +855964283802 || LINE : +855964283802 ||

    ReplyDelete

Post a Comment