Mengenal Lebih Dekat Tanaman Tembakau di Indonesia

Mengenal Lebih Dekat Tanaman Tembakau di Indonesia
Sumber Photo: Merdeka.com

A. Deskripsi Tembakau
    Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur. Tembakau memiliki nama latin Nicotiana, termasuk dalam family Solanaceae. Ada lebih dari 70 spesies tembakau di seluruh dunia, seperti Nicotiana acuminata, Nicotiana africana, Nicotiana benthamiana, Nicotiana othopora, Nicotiana longiflora, dan masih banyak lagi spesies yang lain. Namun yang paling banyak dikembangkan dan dimanfaatkan karena bernilai ekonomis tinggi adalah spesies Nicotiana tabacum dan Nicotiana rustica. Tembakau memiliki kandungan alkaloid nikotin, yang berbeda-beda kadarnya berdasarkan spesiesnya. Setiap bagian tubuh tembakau (bunga, daun, batang, akar) mengandung nikotin, kecuali pada bijinya. Alkaloid adalah istilah bagi senyawa kimia yang diambil dari kata alkali, dan sebagian besar kandungannya adalah dari unsur Nitrogen, biasanya bersifat netral sampai basa. Nikotin merupakan senyawa kimia yang memiliki rumus senyawa C10H14N2, memiliki berat molekul 162,23 gr/mol, dan termasuk dalam jenis alkaloid. Nikotin bersifat stimulan, yang dapat mempengaruhi kerja saraf (menimbulkan perasaan tenang dan rileks) pada mamalia, bersifat adiktif, serta bersifat antiherbivore, yang membuatnya bisa dimanfaatkan sebagai insektisida.

    Nicotiana rustica, memiliki ciri-ciri daun mahkota bunganya berwarna kuning, bentuk mahkota bunga seperti terompet berukuran pendek dan sedikit bergelombang, bentuk daun bulat berujung tumpul, kedudukan daun pada batang mendatar agak terkulai, dan memiliki tinggi sekitar 90 cm [6]. N.rustica ini merupakan spesies tembakau yang memiliki kandungan nikotin paling tinggi diantara jenis tembakau yang lain (kandungan nikotin-nya 9 kali lebih tinggi dari rata-rata tembakau). Kandungan nikotin N.rustica pada daunnya adalah sebesar 9 %. Karena kandungan nikotin yang tinggi inilah, N.rustica biasa dimanfaatkan sebagai bahan baku rokok cerutu, komponen obat penenang dan insektisida. Nicotiana tabacum, memiliki ciri-ciri daun mahkota bunganya berwarna merah muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong dan ujungnya runcing, kedudukan daun pada batangnya tegak, dan memiliki tinggi sekitar 120 cm. Tembakau spesies ini memiliki kandungan nikotin sebesar 1 – 3 % pada bagian daunnya. Karena kandungan nikotinnya yang relative rendah, tembakau spesies ini yang paling sering dibudidayakan sebagai bahan utama rokok sigaret. Negara-negara yang membudidayakannya antara lain adalah Brazil, Cuba, Colombia, Guatemala, Indonesia, Iran, dan Meksiko. Tembakau memiliki banyak manfaat, namun juga memiliki efek buruk jika digunakan secara berlebihan. Di negara kita, tembakau biasa dikonsumsi sebagian besar sebagai rokok, yang berguna untuk menenangkan saraf, hiburan, pelengkap setelah makan, dan gaya hidup. Di pedesaan tembakau juga sering dikonsumsi dengan cara dikunyah (biasanya oleh wanita di desa pedalaman), yang dipercaya dapat menguatkan gigi dan dapat menghilangkan bau mulut.

B. Sejarah Tembakau di Indonesia
   Awal perkembangan budidaya tembakau diperkirakan pada abad ke 16, terutama setelah bangsa Eropa yaitu Sepanyol , Portugis, Inggris dan Belanda menemukan dunia baru yaitu amerika. Berbagai informasi turut dibawa ke negrinnya, menambah wawasan dan perbendaharaan mereka termasuk tanaman tembakau. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, awal perkembangannya di mulai dari percobaan penanaman tembakau secara besar-besaran di Indonesia dilakukan bangsa Belanda pada tahun 1830 oleh van den bosch melalui “Cultuurstelsel” yaitu disekitar semarang, jawa tengah , namun pada saat itu mengalami kegagalan. Pada tahun 1856, oleh belanda dicoba kembali penanaman tembakau secara meluas di daerah besuki, jawa timur dengan dilengkapi suatu balai penelitian , yaitu besoekisch profstation pada tahun 1910, dengan adannya balai penelitian tersebut maka usaha-usaha guna mendapatkan galur yang cocok dan diinginkan terbuka dengan cara seleksi/hibridisasi menggunakan tembakau yang telah ada / di datangkan dari luar, jenis tembakau besuki cerutu yang sekarang banyak ditanam di besuki tersebut merupakan hasil persilangan antara jenis kedu dengan jenis deli (djojosudiro, 1967). Dua tahuan kemudian , yakni pada tahun 1858 diadakan penanaman jenis tembakau cerutu lainnya di daerah Yogyakarta- Surakarta, tepatnnya di daerah klaten.

   Penanaman tembakau juga dilakukan di luar Jawa, yakni di daerah Deli, Sumatra Utara yang dipelopor oleh J. Nienhuys pada tahun 1863. Dan pada tahun 1906 didirikan deli proefstation. Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap tanaman tembakau, untuk wilayah deli sekitar S. ular dan anak sungai S. wampulah merupakan derah yang baik untuk tembakau Deli, jenis tembakau Deli merupakan jenis tembakau cerutu paling baik gun akeperluan pembungkusan cerutu.
Ketiga daerah yang disebutkan diatas ( besuki di Jawa Timur, Klaten di Jawa Tengah dan Deli di Sumatra Utara), sekarang merupakan daerah penghasil tembakau jenis cerutu yang sangat potensial bagi Indonesia. Dalam perdagangan internasional khususnnya Eropa , Indonesia masih merupakan pensuplay komoditas tembakau cerutu peringkat atas yang diperhitungkan. Dalam pasaran internasional tembakau Besuki dan Klaten lebih dikenal dengan tembakau Jawa dan tembakau Deli lebih dikenal dengan tembakau Sumatra. Perkembangan Luas Areal, Produktivitas Dan Produksi Tembakau Indonesia Secara umum perkembangan luas areal tembakau di Indonesia selama tahun 1971 - 2009 tampak berfluktuatif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 3,23%. Total luas areal tembakau menunjukkan peningkatan pada periode tahun 1971 - 1997 dengan laju pertumbuhan rata-rata mencapai 4,76% per tahun. Menginjak tahun 1998 - 2009 terjadi kecenderungan penurunan laju pertumbuhan luas areal tembakau menjadi sebesar 0,07% per tahun. Terjadinya penurunan laju pertumbuhan luas areal tembakau pada periode tahun 1990 - 2009, dikarenakan tembakau di Indonesia hanya diusahakan oleh Perkebunan Rakyat (PR) dan Perkebunan Besar Negara (PBN), sementara Perkebunan Besar Swasta (PBS) tidak melakukan penanaman sama sekali. Perkembangan luas areal tembakau menurut status pengusahaannya, 1971-2009 Kontribusi luas areal tembakau di Indonesia menurut status pengusahaan, (rata-rata 2005-2009) Berdasarkan status pengusahaannya, rata-rata luas areal tembakau tahun 2005 - 2009 didominasi oleh PR sebesar 97,43%, sisanya 2,57% PBN, sementara tidak ada PBS yang melakukan penanaman tembakau. 

   Sejalan dengan perkembangan luas arealnya, perkembangan produksi tembakau di Indonesia juga tampak berfluktuatif. Pada periode tahun 1971 – 2009, produksi tembakau Indonesia meningkat dengan dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 7,43% per tahun. Sementara laju pertumbuhan rata-rata pada periode tahun 1998 - 2009 mengalami sedikit peningkatan sebesar 1,53% per tahun. Hal ini dikarenakan, tidak ada kontribusi produksi tembakau yang berasal dari PBS pada periode tersebut. Namun demikian, secara umum terjadi peningkatan total produksi tembakau di Indonesia dari 57,35 ribu ton pada tahun 1971 menjadi 176,94 ribu ton pada tahun 2009. Secara umum produksi tembakau PR pada periode tahun 2006 - 2009 didominasi oleh 4 provinsi, yaitu: Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Keempat provinsi tersebut memberikan kontribusi sebesar 95,22% terhadap total produksi tembakau Indonesia. Jawa Timur memberikan kontribusi sebesar 48,40%, Nusa Tenggara Barat 27,83%, Jawa Tengah 15,07%, Jawa Barat 3,92%, dan provinsi lainnya hanya memberikan kontribusi sebesar 7,78%. Kontrubusi sentra produksi tembakau PR di Indonesia, (rata-rata 2006-2009) Berbeda dengan perkembangan luas areal dan produksinya, perkembangan produktivitas tembakau di Indonesia selama empat tahun terakhir (2006 - 2009) cenderung memiliki pola yang seragam sesuai dengan jenis pengusahaannya Rata-rata produktivitas untuk PR dan PBN masing-masing sebesar 0,86 ton/ha dan 0,64 ton/ha.

C. Klasifikasi tanaman Tembakau
1. Akar
Tanaman tembakau merupakan tanaman berakar tunggang yang tumbuh tegak ke pusat bumi. Akar tunggangnya dapat menembus tanah kedalaman 50- 75 cm, sedangkan akar serabutnya menyebar ke samping. Selain itu, tanaman tembakau juga memiliki bulu-bulu akar. Perakaran akan berkembang baik jika tanahnya gembur, mudah menyerap air, dan subur. 

2. Batang 
Tanaman Tembakau memiliki bentuk batang agak bulat, agak lunak tetapi kuat, makin ke ujung, makin kecil. Ruas-ruas batang mengalami penebalan yang ditumbuhi daun, batang tanaman bercabang atau sedikit bercabang. Pada setiap ruas batang selain ditumbuhi daun, juga ditumbuhi tunas ketiak daun, diameter batang sekitar 5 cm. 

3. Daun 
Daun tanaman tembakau berbentuk bulat lonjong (oval) atau bulat, tergantung pada varietasnya. Daun yang berbentuk bulat lonjong ujungnya meruncing, sedangkan yang berbentuk bulat, ujungnya tumpul. Daun memiliki tulang-tulang menyirip, bagian tepi daun agak bergelombang dan licin. Lapisan atas daun terdiri atas lapisan palisade parenchyma dan spongy parenchyma pada bagian bawah. Jumlah daun dalam satu tanaman sekitar 28- 32 helai. Daun tembakau merupakandaun tunggal. Lebar daun 2 – 30 cm, panjang tangkai 1 – 2 cm. Warna daun hijau keputih-putihan. 

4.Bunga
Tanaman tembakau berbunga majemuk yang tersusun dalam beberapa tandan dan masing masing tandan berisi sampai 15 bunga. Bunga berbentuk terompet dan panjang, terutama yang berasal dari keturunan Nicotiana tabacum, sedangkan dari keturunan Nicotiana rustika, bunganya lebih pendek, warna bunga merah jambu sampai merah tua pada bagian atas. 
Bunga tembakau berbentuk malai, masing-masing seperti terompet dan mempunyai bagian sebagai berikut: 
a. Kelopak bunga, berlekuk dan mempunyai lima buah pancung. 
b. Mahkota bunga berbentuk terompet, berlekuk merah dan berwarna merah jambu atau merah tua dibagian atasnya. Sebuah bunga biasanya mempunyai lima benang sari yang melekat pada mahkota bunga, dan yang satu lebih pendek dari yang lain. 
c. Bakal buah terletak diatas dasar bunga dan mempunyai dua ruang yang membesar. 
d. Kepala putik terletak pada tabung bunga yang berdekatan dengan benang sari. Tinggi benang sari dan putik hampir sama. Keadaan ini menyebabkan tanaman tembakau lebih banyak melakukan penyerbukan sendiri, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk penyerbukan silang.

5. Buah 
Tembakau memiliki bakal buah yang berada di atas dasar bunga dan terdiri atas dua ruang yang dapat membesar, tiap-tiap ruang berisi bakal biji yang banyak sekali. Penyerbukan yang terjadi pada bakal buah akan membentuk buah. Sekitar tiga minggu setelah penyerbukan, buah tembakau sudah masak. Setiap pertumbuhan yang norrmal, dalam satu tanaman terdapat lebih kurang 300 buah. Buah tembakau berbentuk bulat lonjong dan berukuran kecil, di dalamnya berisi biji yang bobotnya sangat ringan. Dalam setiap gram biji berisi + 12.000 biji. Jumlah biji yang dihasilkan pada setiap tanaman rata-rata 25 gram.

D. Jenis Tanaman Tembakau
    Meskipun terdapat lebih dari 50 species tembakau yang tergolong genus nicotiana, namun hanya 2 species yang mempunyai arti ekonomi cukup tinggi. Kedua species tersebut yaitu nicitiana tabaccum dan nicotiana rustica. Sebagian orang memperkirakan bahwa nicotiana tabaccum bukanlah suatu species, tetapi kelompok yang terdiri dari hibrida- hibrida yang dihasilkan dari persilangan antar nicotiana rustica dan nicotiana petuniodes. Rupanya sejarah pemuliaan tembakau ini, mencatat bahwa orang india mempunyai andil yang cukup besar untuk menghasilkan species yang bermutu seperti sekarang ini. Sebab, beratus- ratus tahun yang lalu perkawinan antar species tembakau ini banyak dilakukan oleh orang indian yang menghuni dataran tinggi di Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan. Perbedaan yang Mencolok diantara kedua species tersebut yaitu kadar nikotinnya. Nicotiana rustica mengandung kadar nikotin tertinggi, yaitu sekitar 16 persen. Sedangkan nicotiana tabacum mempunyai kadar nikotin terendah yaitu sekitar 0.6 %. Dengan demikian, nicotiana rustica banyak untuk membuat abstrak alkalik yang akan dipergunakan sebagai insectisida atau semacam tembakau susur yang dinegara negara barat, india, dan eropa timur dikenal dengan snuff, chewing tobacco, dan lainlain. Sedangkan jenis tembakau yang banyak digunakan sekarang berasal dari species nicotiana tabacum.

  Jenis jenis tembakau yang ada sekaran, biasanya diberi nama berdasarkan tempat asal tembakau tersebut terus menerus diusahakan. Telah disebutkan, bahwa kualitas tanaman tembakau banyak di pengaruhi oleh keadaan lingkungan, terutama faktor iklim dan tanah. Walaupun secara geneti tanaman tembakau tidak mengalami perubahan, namun secara fenotip tergantung pada keadaan lingkungannya. Hal ini menyebabkan jenis tembakau yang dihasilkan bebeda karena keadaamn lingkungan yang tidak sama. Dengan demikian semakin banyak nama – nama tembakau yang diusahakan berdasarkan negara asalnya, misalnya tembakau viginia yang berasal dari daerah viginia (Amerika), tembakau Turki berasal dari negara Turki. Demikian pula di Indonesia, banyak dikenal jenis- jenis tembakau berdasarkan daerah asal penananmannya, diantaranya tembakau Deli, Besuki, Payakumbuh, Bugis, Kedu, Siluk, Banyumas, Kediri, Lumajang, madura dan Rembang. Umumnya, jenis- jenis tembakau tidak mudah dibedakan. Untuk memudahkan pembagiannya, berbagai jenis tembakau dibedakan berdasarkan waktu penanamannya dan penggunaannya.

E. Sentra Produksi dan Lokasi Tanam
    Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya.
Berikut adalah jenis-jenis tembakau yang dinamakan menurut tempat penghasilnya.
1.    Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk cerutu
2.    Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret
3.    Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia)
4.    Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret
5.    Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret
6.    Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia)

1 comment for "Mengenal Lebih Dekat Tanaman Tembakau di Indonesia"

  1. AYO Bergabung Bersama AJOQQ | Menawarkan Berbagai Jenis Permainan Menarik.
    1 ID untuk 8 Permainan Poker, Domino, Capsa Susun, BandarQ, AduQ, Bandar Poker, Sakong, Bandar66 ( NEW GAME!! )
    Dapatkan Berbagai Bonus Menarik..!!
    - Bonus Cashback 0.3%. Dibagikan Setiap hari SENIN
    - Bonus referral 20% SELAMANYA
    - Minimal Deposit dan Withdraw hanya 15 rb Proses Aman & cepat
    - 100% murni Player vs Player ( NO ROBOT )
    Pin BB: 58cd292c
    website : www.ajoqq.info

    ReplyDelete

Post a Comment