Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Teh Berbuah Lebat dan Panen Banyak

Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Teh Berbuah Lebat dan Panen Banyak

A. Syarat Tumbuh Tanaman Teh
Iklim untuk budidaya teh yang tepat yaitu dengan curah hujan tidak kurang dari 2.000 mm/tahun. Tanaman memerlukan matahari yang cerah. Suhu udara harian tanaman teh adalah 13-25o C.Kelembaban kurang dari 70%. Untuk media tanamnya jenis tanah yang cocok untuk teh adalah Andasol, Regosol, dan Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan di tanah podsolik (Ultisol), Gley Humik, Litosol, dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu, dan gembur. Derajat kesamaan tanah (pH) berkisar antara 4,5 sampai 6,0. Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi tiga daerah yaitu dataran rendah sampai 800 m dpl, da-taran sedang 800-1.200 m dpl, dan dataran tinggi lebih dari 1.200 m dpl. Per-bedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh. Ketinggian tempat tergantung dari klon, teh dapat tumbuh di dataran rendah pada 100 m dpl sampai ketinggian lebih dari 1000 m dpl (Setyamidjadja, 2000).

B. Pemilihan Tanah
Untuk mendapatkan media tanam seperti itu kita harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
  1. Mengadakan terasering pada tanah yang cukup curam.
  2. Padatanah yang tidak terlalu curam bisa ditanam jenis-jinis pupuk hijau berderet rapat menurut tranche diantara deretan tanaman poko.
  3. Membuat rorak-rorak dengan maksud supaya air yang mengalir di permukaan tanah dapat ditampung dan untuk selanjutnya melalui rorak itu masuk ke dalam tanah. Dengan demikian maka air yang mengalir di dalam tanah tak akan mengakibatkan erosi.
  4. Kemudian penanaman pohon jenis leguminosa yang berbentuk pohon dapat pula memperbaiki phisik dari tanah. Karena pohon ini perakarannya dapat menembus kedalam tanah sampai jauh.
C. Jenis Tanah Yang Cocok Untuk Teh

  1. Jenis tanah yang cocok untuk teh adalah Andosol, Regosol dan Latosol. Namun teh juga dapat dibudidayakan di tanah Podsolik (Ultisol), Gley Humik, Litosol dan Aluvia. Teh menyukai tanah dengan lapisan atas yang tebal, struktur remah, berlempung sampai berdebu, gembur.
  2. Derajat keasaman tanah (pH) berkisar antara 4,5-6,0.
  3. Berdasarkan ketinggian tempat, kebun teh di Indonesia dibagi menjadi 2 daerh yaitu:(1) dataran rendah: sampai 800 m dpl; (2) dataran sedang: 800-1.200 m dpl; dan (3) dataran tinggi: lebih dari 1.200 meter dpl. Perbedaan ketinggian tempat menyebabkan perbedaan pertumbuhan dan kualitas teh.
D. Persiapan Lahan
Persiapan lahan dimulai dengan pembongkaran tunggul-tunggul dan pohon sampai ke akar agar  tidak  menjadi sumber penyakit akar. Lahan yang digunakan untuk penanaman baru dapat berupa hutan belantara, semak belukar atau lahan pertanian lain, yang telah diubah dan dipersiapkan bagi tanaman teh. Secara umum  urutan  kerja persiapan lahan bagi penanaman baru adalah sebagai berikut.
1. Survey dan pemetaan tanah
Survey dan pemetaan tanah perlu dilakukan karena berguna dalam me-nentukan sarana dan prasarana yang akan dibangun seperti jalan-jalan kebun untuk  transportasi dan kontrol, pembuatan fasilitas air, serta pembuatan peta kebun dan peta kemampuan lahan.
2. Pembongkaran pohon dan tunggul

Pelaksanaan Pembongkaran pohon dan tunggul dapat dilakukan dengan tiga cara berikut.
a. Pohon dan tunggul dibongkar langsung secara tuntas sampai keakar-akarnya, agar tidak menjadi sumber penyakit akar bagi tanaman teh.
b. Pohon dapat dimatikan terlebih dahulu sebelum dibongkar dengan cara pengulitan pohon (ring barking), mulai dari batas permukaan tanah sampai setinggi 1m. setelah 6-12 bulan, pohon akan kering dan mati.
c. Pohon dimatikan dengan penggunaan racun kimia atau aborosida seperti Natrium arsenat atau Garlon 480 P. Pada cara ini kulit batang dikupas berkeliling selebar 10-20cm, pada ketinggian 50-60 cm dari atas tanah, kemudian diberikan racun dengan dosis 1,5 g/cm lingkaran batang. Pohon akan mati setelah 6-12 bulan, yaitu setelah cadangan pati dalam akar habis. Batang ditebang pada batang leher akar dan tunggul ditimbun sedalam 10 cm dengan tanah.

1. Pembersihan semak belukar dan gulma
Setelah dilaksanakan pembongkaran dan pembuangan pohon, semak belukar dibabat, kemudian digulung kemudian dibuang ke jurang yang  tidak ditanami teh, atau ditumpuk di pinggir lahan yang akan ditanami. Sampah tersebut tidak boleh dibakar karena pembakaran akan merusak keadaan teh, membunuh mikroorganisme tanah yang berguna, dan akan membakar humus tanah, sehingga akan menyebabkan tanah menjadi tandus. Pembersihan gulma dapat juga menggunakan bahan kimia yaitu herbisida dengan dosis yang telah tercantum dalam merk dagang.
2. Pengolahan tanah
 Maksud pengolahan tanah adalah mengusahakan tanah menjadi subur, gembur dan bersih dari sisa-sisa akar dan tunggul, serta mematikan gulma yang masih tumbuh. Areal yang akan ditanami dicangkul sebanyak dua kali. Pencangkulan pertama dilakukan sedalam 60 cm untuk menggemburkan tanah, membersihkan sisa-sisa akar dan gulma. Sedangkan pencangkulan kedua dilakukan setelah 2-3 minggu pencangkulan pertama, dilakukan sedalam 40 cm untuk maratakan lahan.
3. Pembuatan jalan dan saluran drainase
 Setelah pengolahan selesai selanjutnya dilakukan pengukuran dan pematokkan. Ajir/patok dipasang setiap jarak 20 m, baik kearah panjang maupun kearah lebar. Dengan demikian akan terbentuk petakan-petakan yang berukuran 20m x 20m atau seluas 400 m2.
Selesai membuat petakan selanjutnya pembuatan jalan kebun. Dalam pembuatan jalan kebun ini hendaknya dipertimbangkan faktor kemiringan lahan serta faktor pekerjaan pemeliharaan dan pengangkutan pucuk. Dengan demikian jalan kebun dibuat secukupnya, tidak terlalu banyak yang menyebabkan tanah terbuang dan tidak terlalu sedikit sehingga menyulitkan pelaksanaan pekerjaan di kebun (Darmawijaya, 1977).

E. Tehnis budidaya
1. Pembibitan
Tanaman teh bisa diperbanyak melalui stek daun atau biji. Dari unsur produksi, sebaiknya teh diperbanyak melalui stek daun. Sedangkan untuk persyaratan benihnya yakni: 

  • Berasal dari kebun biji yakni biji jatuhan
  • Biji besar dan tidak terserang hama kepik biji
  • Biji disimpan dalam kaleng rapat dan kelembabannya sekitar 35-38%
  • Setelah dipungut, segera semaikan biji

2. Perkecambahan pada bedengan

  • Hamparkan pasir dengan ketebalan biji teh pada papan berukuran 1 x 2 m.
  • Taburkan benih pada permukaan hamparan pasir.
  • Pasir dihamparkan kembali pada atas benih.
  • Ulangi langkah tersebut hingga diperoleh tumpukan pasir-benih sampai 3 tumpuk.
  • Bagian atas ditutupi karung goni yang basah.
  • Naungi area bedengan menggunakan daun kering.
  • Sesudah 1 minggu lamanya, biji yang sudah retak atau telah berkecambah ditanam di polybag atau bedengan.
  • Bibit pada polybag selanjutnya dipindahtanamkan memasuki usia tanaman 10-12 bulan, sedangkan pemindahan bibit menuju kebun dilakukan ketika bibit berumur 1 tahun untuk jenis puteran serta 2-3 tahun untuk jenis stump.
F. Penanaman
Dalam penanaman, hal-hal yang harus diperhatikan adalah penentuan jarak tanam yang tepat, pengajiran, pembuatan lubang tanam, teknik penanaman dan penanaman tanaman pelindung yang diperlukan.
Menurut Puslitbun Gambung (1992), jarak tanam yang dianjurkan dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2.  Jarak Tanam Teh

Pembuatan lubang tanam dilakukan 1-2 minggu sebelum dilakukan penanaman. Lubang tanam yang dibuat tepat di tengah-tengah diantara dua ajir. Ukuran lubang tanamnya adalah:
1. Untuk bibit asal stump biji: 30 cm x 30 cm x 40 cm.
2. Untuk bibit stek dalam kantong plastik: 20 cm x 20 cm x 40 cm.
Ada dua kegiatan dalam proses penanaman, yaitu:
1. Pemberian pupuk dasar
Pupuk dasar yang dianjurkan terdiri atas Urea 12,5 g + TSP 5 g + KCl 5 g per lubang. Apabila pH tanah diatas 6, maka lubang tanam diberikan belerang murni (belerang cirrus) sebanyak 10-15 g per lubang.

2. Cara penanaman
a. Menanam bibit stump
Bibit stump biasanya ditanam pada umur 2 tahun. Bibit ditanam dengan cara dimasukkan ke dalam lubang tanam, persis di tengah-tengah lubang, dengan leher akar tepat dipermukaan tanah. Selanjutnya lubang tanam ditimbun dan dipadatkan dengan diinjak. Bibit tidak boleh miring dan tanah di sekitar lubang tanam diratakan.
b. Menanam bibit asal stek
Mula-mula kantong plastik disobek pada bagian bawah dan sampingnya untuk memudahkan melepaskan bibit dari plastik. Ujung kantong plastik bagian bawah yang telah sobek ditarik keatas sehingga bagian bawah kantong plastik terbuka . selanjutnya bibit dipegang dengan tangan kiri, disanggga dengan belahan bambu, kemudian dimasukkan ke dalam lubang, sementara tangan kanan menimbun lubang dengan tanah yang berada di sekitar lubang dengan menggunakan kored.
Adapun untuk penanaman pohon pelindung atau pohon naungan pertanaman teh terdiri atas pohon pelindung sementara dan pohon pelindung tetap. Untuk dataran rendah dan sedang, pohon pelindung sangat diperlukan oleh tanaman teh agar pertumbuhannya baik. Jenis – jenis pohon pelindung, yaitu :
Pohon pelindung sementara
Pohon pelindung sementara adalah pupuk hijau seperti  Theprosia sp. Atau Crotalaria  sp. Penanaman pohon pelindung sementara dilakukan setelah penanaman teh selesai. Kebutuhan benih pupuk hijau tersebut adalah 10 kg-12 kg/ha.
2. Pohon pelindung tetap
Penanaman pohon pelindung tetap diutamakan untuk daerah dengan ketinggian kurang dari 1.000 m dpl. Penggunaan pohon pelindung tetap bukan jenis Leguminoceae, ini tidak dianjurkan. Jenis pelindung yang akan ditanam harus dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai pelindung, yaitu memilki mahkota yang baik, perakarannya dalam dan kuat, dan resistensinya terhadap serangan hama atau penyakit baik.

Agar pohon pelindung tetap berfungsi baik pada tanaman teh, pohon pelindung harus sudah dapat melindungi tanaman teh pada saat tanaman teh berumur 2-3 tahun. Untuk itu, pohon pelindung sebaiknya ditanam satu tahun sebelum dilakukan penanaman teh.


G. Pemeliharaan 
Tanaman yg udah kita tanam mesti dipelihara biar mampu tumbuh dengan terbaik. Ccara-cara itu dibagi jadi tiga sisi : 
  1. Pemeliharaan pada pohon teh ini sendiri 
  2. Pemeliharaan terhdap pohon pelindung 
  3. Pemeliharaan tanah
Utk pemeliharaan pada poho teh kita buat jadi 3 langkah : 
  1. Pemangkasan pada pohon-pohon teh serta perawatan luka-luka sisa pangkasan. 
  2. Pengambilan hasil atau langkah memetiknya sampai beroleh hasil yg sebanyak mungkin tanmpa pengaruhi kondisi serta situasi pohon tersebut. 
  3. Memelihara pohon teh biar tdk di serang penyakit atau hama. Seandainya ada yg di serang lekas berantas atau obati.
H.Pengendalian hama dan penyakit
Hama 
Ulat jengkal (Ectropis bhurmitra, Hyposidra talaca, Biston suppressaria)
Ulat ini umumnya berwarna hitam, ada juga yang berwarna coklat dengan garis putih. Bagian yang diserang biasanya adalah daun muda, daun tua dan pucuk. Serangan bisa di kebun maupun persemaian. Bagian daun yang terserang akan bergigi/berlubang. Langkah pengendalian ditempuh dengan membersihkan gulma dan serasah, pemupukan berimbang serta pengaplikasian insektisida jenis Lannate 35 WP dan Lannate L.
Helopeltis antonii
Serangga dewasa bentuknya seperti nyamuk, sedangkan bagian yang diserang adalah daun teh serta ranting yang muda. Bagian tanaman yang terserang akan berbercak coklat agak kehitaman lalu mengering. Serangan di bagian ranting bisa mengakibatkan kanker cabang. Langkah pengendalian dengan cara pemetikan daur petik selama 7 hari, bisa juga dengan pemupukan berimbang, mekanis, sanitasi, predator Tenodera dan Hierodula, atau pengaplikasian insektisida Carbavin 85 WP atau Mitac 200 EC.
Homona aoffearia (ulat jenis penggulung daun)
Ulat ini berukuran 1 hingga 2,5 cm dan menyerang bagian daun teh yang muda maupun tua. Daun yang diserang akan tergulung serta terlipat. Langkah pengendalian dengan cara mekanis, atau melepas musuh alami semisal Elasmus homonae, Macrocentrus homonae, serta pengaplikasian insektisida Ripcord 5 EC.
Penyakit
Busuk daun
Penyebabnya adalah jamur jenis Cylindrocladum scoparium dengan gejala berupa daun induk yang berbercak coklat dari ketiak / ujung daun, kemudian daun rontok dan stek mati. Langkah pengendalian dengan mencelupkan stek dalam fungisida. Bila persemaian terserang, maka semprotkan benomy l 0,2%.
Cacar teh
Penyebabnya adalah jamur jenis Exobasidium vexans. Bagian yang diserang adalah daun serta ranting yang muda. Gejalanya berupa bintik-bintik kecil yang tembus cahaya berdiameter sekitar 0,25 mm. di tahap lebih serius pusat bercak akan menjadi coklat lalu terlepas sehingga mengakibatkan daun berlubang. Pengendalian dilakukan dengan mengurangi tanaman pelindung, pemetikan menggunakan daur pendek (sekitar 9 hari), pemangkasan sejajar dengan permukaan tanah, serta penanaman jenis tanah cacar RB 1, PS 1, Gmb1, Gmb 2, Gmb 3, Gmb 4, Gmb 5, dan fungisida.
Akar merah anggur
Terjadi pada dataran rendah dengan ketinggian 900 meter dpl khususnya tanah Latosol. Penyebarannya melalui kontak dengan akar. Penyebabnya sendiri berupa jamur jenis Ganoderma pseudoferreum dengan gejala seperti tanaman menguning, kemudian layu, dan mati. Langkah pengendalian dengan cara membongkar lalu membakar tanaman teh yang terserang, menggali selokan hingga kedalaman 60-100 cm pada sekeliling tanaman yang sehat, fumigasi menggunakan Vapam atau metil bromida. 

I. Panen
Ciri dan Umur Panen
Pada tanaman teh, panen berarti memetik pucuk/daun teh muda yang berkualitas dalam jumlah sebesar-besarnya dengan memperhatikan kestabilan produksi dan kesehatan tanaman. Tanaman memasuki saat dipetik setelah berumur 3         tahun.   Daun    yang     dipetik  adalah:
  1. Peko: Pucuk/tunas yang sedang tumbuh aktif
  2. Burung: Pucuk/tunas yang sedang istirahat
  3. Kepel: Daun kecil yang terletak di ketiak daun tempat ranting tumbuh.
Cara Panen
Terdapat tiga macam petikan teh, yaitu:
  1. Petikan jendangan, petikan pertama setelah pangkasan untuk membentuk bidang petik agar datar dan rata.
  2. Petikan produksi, dilakukan setelah petikan jendangan:
  • Semua tunas yang melewati bidang petik dan memenuhi rumus petik harus diambil, tunas yang melewati bidang petik tetapi belum memenuhi rumus petik dibiarkan.
  • Tunas yang terlalu muda harus diambil.
  • Semua pucuk burung diambil.
  • Tunas cabang yang menyamping dan tingginya tidak lebih dari bidang pangkas dibiarkan.
  • Petikan gandesan, dilakukan di kebun yang akan dipangkas dengan cara memetik semua pucuk tanpa melihat rumus petik.
J. Periode Panen
Panjang pendeknya periode pemetikan ditentukan oleh umur dan kecepatan pembentukan tunas, ketinggian tempat, iklim dan kesehatan tanaman. Pucuk teh dipetik dengan periode antar 6-12 hari. Teh hijau Jepang dipanen dengan frekuensi yang lebih lama yaitu 55 hari sekali.

K. Prakiraan Produksi
Produksi diharapkan mencapai 200 kg berat kering/ha/tahun.
f. Pascapanen
Waktu memetik teh, jangan menggenggam pucuk terlalu banyak. Pucuk hasil petikan ditempatkan di dalam keranjang 10 kg yang digendong di atas punggung. Waring (keranjang bambu) digunakan untuk menampung hasil petikan dengan ukuran minimal 150 x 160 cm dengan daya muat 20 kg (maksimal 25 kg). Tempatkan waring dalam keadaan terbuka dan tidak ditumpuk di tempat teduh (di los).

Post a Comment for "Panduan Lengkap Budidaya Tanaman Teh Berbuah Lebat dan Panen Banyak"