Mengenal Lebih Dekat Kopi Liberika
Mengenal Lebih Dekat Kopi Liberika -Siapa yang tidak mengenal kopi. apalagi kopi tersebut sudah dalam keadaan hangat. wah, pastinya lezat dan nikmat. pada kesepatan kali ini, saya akan memposting tentang ilmu pengetahuan yaitu Mengenal Lebih Dekat Kopi Liberika. sebelumnya saya telah memposting jenis kopi terbaik yang ada di indonesia. nah untuk kali ini saya akan membahhas salah satu dari jenis kopi tersebut, yaitu kopi liberika. Mengenal Lebih Dekat Kopi Liberika , adalah sesuau yang harus kita ketahui. denganadanya pengenalan terhadp kopi tersebut, kita akan menjadi lebih tahu dan mengerti. bisa menaambah pengalaman kita terhadap macam-macam kopi yang ada di indonesia.oke seperti inilah Materi Mengenal Lebih Dekat Kopi Liberika.
Kopi Liberika
Merupakan kopi yang berasal dari dataran rendah Monrovia, Liberika. Tanaman kopi liberika tumbuh liar di wilayah Afrika, terutama Afrika Barat. Daerah penyebarannya di Afrika, meliputi wilayah Uganda, Nigeria, Gana, Gambia, Gabon, Faso, Liberia, Burkina, Anggola, Kamerun, Pantai Gading serta Maurtania. Tanaman kopi liberika penyebarannya sangat cepat serta tetap subur di daerah yang tingkat kelembabannya tinggi dan panas. Buah kopi liberika dan tingkat rendemennya yang rendah, sehingga menjadikannya lebih buruk kualitasnya dibandingkan kopi jenis arabika.
Sejarah Kopi Liberika
- Tanaman liberika dahulu pernah diserang penyakit karat daun atau Hemileia vastatrix, sehingga diganti dengan jenis robusta.
- Produksi liberika yang diperdagangkan di dunia kurang dari 1% dari seluruh jenis kopi.
- Tahun 1875, liberika didatangkan ke Indonesia.
- Tanaman liberika masuk ke Jawa, di mana bibitnya mula-mula dikembangkan di kebun Penelitian Bogor, untuk menggantikan jenis arabika yang rusak terserang Hemileia vastatrix.
- Tahun 1885 dihasilkan kawin silang antara kopi jenis liberika dengan arabika, untuk menggantikan arabika yang terserang Hemileia vastatrix. Sehingga, menghasilkan hibrida baru yang lebih resisten terhadap Hemileia vastatrix.
- Tahun 1900, Linden mengirimkan robusta ke Jawa, untuk melihat resistensinya terhadap Hemileia vastatrix.
- Tahun 1907 hampir seluruh perkebunan liberika di dataran rendah rusak karena Hemileia vastatrix. Sehingga kemudian, pemerintah Belanda menggantinya dengan robusta.
- Tahun 1919, di Jawa dan pulau-pulau lain di Hindia Belanda memiliki 142.272 Ha areal perkebunan kopi. Di mana pada lahan seluas 4.940 Ha ditanami kopi jenis liberika.
- Dahulu, liberika dibudidayakan dan disenangi petani Indonesia. Tetapi justru kini mulai ditinggalkan. Karena, berat biji kopi kering yang hanya sekitar 10% dari berat biji kopi basah. Selain itu, rendemen bijinya 10 – 12% membuatnya semakin tidak berkembang.
- Di Pulau Jawa, kopi liberika populer pada tahun 1880 – 1905.
- Kopi Liberika
Taksonomi Kopi Liberika
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies : Coffea liberica W. Bull ex Hiern
Varietas : Coffea liberica var. Liberica
Syarat Tumbuh Liberika
Berikut adalah syarat tumbuh tanaman liberika, yang sebaiknya dipenuhi untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan produksinya.
- Ketinggian 0 – 900 m dpl. Tetapi, tanaman liberika masih bisa tumbuh dan berbuah dengan baik di ketinggian 1200 m dpl.
- Curah hujan 1250 – 3500 mm/tahun atau optimalnya 1500 – 2500 mm/tahun, dengan bulan kering 3 bulan.
- Suhu rata-rata 21 – 30 0
- Dapat tumbuh subur di daerah dengan kelembaban yang tinggi dan panas.
- Kemiringan tanah < 30% dan kedalaman efektifnya > 100 cm.
- Ditanam pada tanah berlempung sampai tanah berpasir sekali pun, dengan struktur lapisan atas remah.
- Tetap bisa tumbuh baik di lahan marjinal, terutama lahan gambut.
- Jarak tanam yang dianjurkan 3 x 3 meter atau bisa juga 4 x 2,5 meter.
- Sifat kimia tanah yang dianjurkan, yaitu pada lapisan 0 – 30 cm:
- Bahan organik > 3,5%, kadar C/karbon > 2%
- Nisbah C/N 10 – 12
- Kapasitas tukar kation > 15 me/100 g tanah
- Kejenuhan bassa > 35%
- pH 4,5 – 6,5
- Unsur N, P, K, Ca, Mg: cukup sampai tinggi
Ciri-ciri Tanaman Liberika
- Tajuk tanaman tingginya 3,5 – 4 meter, bahkan bisa lebih dari 5 meter.
- Cabang primer dalam 1 buku, bisa menghasilkan bunga atau buah lebih dari 1x. Cabang primernya mampu bertahan lebih lama.
- Buahnya bulat sampai lonjong dan panjangnya 18 – 30 mm.
- Satu buah berisi 2 biji kopi.
- Buahnya berukuran lebih besar sekitar 2 – 3 cm, tetapi bijinya kecil.
- Daging buahnya tebal.
- Bijinya membulat oval, dengan ukuran panjang 0,83 – 1,1 cm atau sekitar 7 – 15 mm dan lebar 0,61 cm.
- Bijinya tidak seragam, meskipun tumbuh/berasal dari satu pohon yang sama.
- Rendemen biji rata-rata 9,03%.
- Daunnya lebat, besar dan mengkilat serta berwarna hijau atau hijau kecokelatan.
- Termasuk tanaman menyerbuk silang dengan tanaman lain yang satu jenis.
- Tanaman akan berbuah pada usia 3,5 tahun.
- Mampu berbuah sepanjang tahun, dengan masa panennya 1 x 1 bulan.
- Panen raya buah kopi liberika pada bulan Mei, Juni dan Juli. Panen kecil biasanya di bulan November, Desember sampai Januari.
- Produktivitas buahnya lebih tinggi daripada kopi robusta.
- Potensi produksi rata-rata sekitar 1,2 kg biji kopi/pohon atau sekitar 1,1 ton biji kopi untuk populasi 900 – 1100 pohon/Ha.
- Memiliki 4 ciri warna buah kopi yang sudah masak/matang, yakni masak merah, oranye, kuning dan hijau.
- Selain tahan terhadap kekeringan dan mampu tumbuh di tanah gersang, tanaman liberika memiliki susunan pohon yang kokoh dan tidak memerlukan hortikultura intensif.
Fakta Kopi Liberika
- Selain Indonesia dan daerah asalnya, Afrika Barat, tanaman liberika banyak dibudidayakan di Malaysia, Filipina, Guyana dan Suriname.
- Tanaman liberika juga dibudidayakan (meskipun sedikit) di India, Srilangka, Vietnam, Taiwan, Thailand, Timor-Timur serta Mauritius.
- Tanaman kopi liberika banyak ditanam di lahan pasang surut yang sebagian besarnya berupa tanah gambut, di antaranya Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi; Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah; dan Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.
- Total produksi kopi liberika pada tahun 2015, ada 3.790 ton di Kalimantan Barat dan 322,80 ton di Kalimantan Tengah.
- Tanaman liberika memiliki ukuran daun, cabang, bunga kopi, buah serta pohonnya yang relatif lebih besar daripada jenis arabika dan robusta.
- Kopi liberika (dan kopi ekselsa) termasuk kurang ekonomis dan kurang komersial. Karena, kedua jenis kopi tersebut memiliki beragam variasi bentuk dan ukuran biji, serta cita rasanya yang masih kalah dibandingkan arabika.
- Kopi liberika unggul dari segi cita rasa.
- Kopi liberika memiliki cita rasa khas yang disebut dried fruit atau jack fruit.
- Kopi liberika sering disebut juga dengan kopi nangka. Karena beraroma jack fruit (buah nangka) dan bijinya besar-besar. Karena itu pula, tidak sedikit orang (dalam hal ini petani maupun pecinta kopi) menyebut kopi liberika sebagai kopi ‘nongko’ (nangka).
- Kopi liberika juga mengandung cita rasa sayur, seperti kacang panjang mentah. Bahkan, ada yang menganalogikan cita rasa kopi liberika seperti karedok Sunda.
- Kadar kafein kopi liberika lebih rendah yaitu hanya 1,1 – 1,3%.
- Kopi liberika Tanjabar (Tanjung Jabung Barat), memiliki cita rasa yang lebih baik, daripada robusta yang ditanam pada ketinggian yang sama sekitar 10 m dpl.
- Kopi liberika tidak sebaik arabika dalam hal kualitas cita rasa. Tetapi, liberika lebih berdaya saing daripada robusta.
- Tanaman liberika cukup tahan pada penyakit karat daun dan penggerek buah.
- Tanaman liberika memang sensitif terhadap serangan Hemileia vastatrix. Tetapi, liberika lebih tahan pada serangan tersebut.
- Tanaman kopi liberika kini banyak dibudidayakan pada lahan marginal atau gambut, yang tidak mungkin bisa ditanami jenis kopi lainnya.
- Tanaman kopi liberika tidak menghendaki syarat tumbuh yang khusus. Karenanya, tanaman tersebut lebih bisa beradaptasi di berbagai tempat, termasuk dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 700 m dpl.
- Tanaman liberika menjadi tanaman hutan yang banyak terdapat di wilayah pedalaman Kalimantan. Di sana, liberika menjadi minuman tradisional suku Dayak.
- Bobot kering buahnya hanya 10% dari bobot basahnya. Penyusutan bobot yang terjadi saat panen sampai buah siap diolah cukup tinggi. Ongkos panen pun akan lebih mahal. Sehingga, petani meninggalkan budidaya kopi liberika.
Mantab. Saya juga ngolah Liberika, di Purwakarta, Jawa barat
ReplyDeleteMengenai kopi LIBERIKA di Purwakarta, ditulis di sini:
ReplyDeletehttps://www.purwakartaonline.com/2019/08/akhir-riwayat-kopi-liberika-di.html?m=1
Masih mengenai Liberika purwakarta
ReplyDeletehttps://www.purwakartaonline.com/2019/08/khawatir-punah-enjang-olah-dan-tes-kopi.html?m=1